Oleh Greitta K. D.
No
|
Jenis Matriks
|
Status
Penggunaan
|
Jenis Produk
Komposit
|
Sifat Rekat
|
1
|
Urea
Formaldehid (UF)
|
Komersial
dan Penelitian
|
Papan
partikel
|
Penggunaan urea formaldehid dalam
pembuatan papan komposit komersial pada dasarnya dapat menghasilkan sifat
fisika dan mekanika papan komposit yang tinggi dengan persyaratan jumlah
perekat yang lebih kecil dibanding perekat alam yaitu sekitar 10% (7-13%). Penggunaan
papan komposit ini biasanya digunakan sebagai produk interior karena rentan
terhadap cuaca.
·
Semakin banyak jumlah UF dari 7-13% maka semakin
tinggi sifat fisika dan mekanika papan partikel, dengan sifat optimal
dihasilkan dari jumlah UF 10%. Papan partikel dari campuran kayu Pinus dan
kayu Fir pada jumlah perekat 10%, dengan suhu kempa 180oC selama 3
menit dan target kerapatan 0,65 g/cm3 menghasilkan keteguhan rekat
±1,08 N/mm2, modulus elastisitas ±2200 N/mm2, modulus
patah 16 N/mm2 dan pengembangan tebal ±22% (Papadopoulos, 2006).
·
Hasil penelitian di atas juga sesuai dengan hasil
penelitian Arylmis et al. (2012).
Peningkatan jumlah perekat UF dari 8-12% juga mampu meningkatkan sifat fisika
dan mekanika papan partikel campuran kayu dan jerami dengan rasio 70:30.
Papan partikel jumlah perekat 10%, dengan suhu kempa 180oC,
tekanan kempa 3 MPa selama 5 menit dan target kerapatan 0,82-0,85 g/cm3
menghasilkan keteguhan rekat ±0,15 N/mm2, modulus elastisitas
±2200 N/mm2, modulus patah 10 N/mm2, penyerapan air
±75% dan pengembangan tebal ±58%.
|
2
|
Fenol
Formaldehid (PF)
|
Komersial
dan Penelitian
|
Papan
partikel
|
Sama halnya dengan UF, PF dalam jumlah
sedikit juga menghasilkan sifat fisika dan mekanika yang tinggi dalam jumlah
kecil. PF menghasilkan papan komposit yang lebih resisten terhadap air
dibanding dengan UF seperti yang terjadi pada Arylmis et al. (2012). Pada jumlah perekat yang sama yaitu 10%,
pengembangan tebal PF jauh lebih rendah 73% dan penyerapan air PF 31%
dibanding pengembangan tebal dan penyerapan air UF.
·
Semakin banyak jumlah PF dari 8-12% maka semakin
tinggi sifat fisika dan mekanika papan partikel, dengan sifat tertinggi dihasilkan dari jumlah PF 12%. Papan
partikel dari campuran kayu Pinus dan kayu Fir pada jumlah perekat 10%,
dengan suhu kempa 180oC selama 3 menit dan target kerapatan 0,65
g/cm3 menghasilkan keteguhan rekat ±1,08 N/mm2, modulus
elastisitas ±2400 N/mm2, modulus patah
|
3
|
Tanin-Fenol
Formaldehid (PF)
|
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Pada kondisi pengempaan yang sama,
penambahan 10% tannin dalam PF menghasilkan sifat-sifat papan partikel yang
sama atau sedikit lebih tinggi dibanding PF murni. Hal ini menunjukkan bahwa
tannin 10% dapat menjadi filler perekat yang dapat mengurangi penggunaan
fenol yang mahal harganya. Papan partikel wheat
straw dengan jumlah perekat 10% yang didalamnya terdapat tannin 10% dalam
perekat PF dan dikempa pada suhu dan tekanan 180°C, 3 MPa selama 12 menit, closing time 4,5 mm/menit serta target
kerapatan 0,7±0,01 g/cm³ menghasilkan IB 0,68 MPa, MOE 3063 MPa, MOR 18,2
MPa, WA dan TS selama 24 jam sebesar ±35% dan ±8%. (Tabarsa et al., 2011).
|
4
|
Organosolv
lignin-phenol formaldehyde
|
Penelitian
|
Papan partikel
|
Pada kondisi pembuatan papan yang
sama, papan partikel softwood
dengan perekat lignin-phenol formaldehyde (LPF) yang di dalamnya mengandung
lignin 20-30% dan formaldehyde 41% memiliki sifat yang setara dengan sifat pada
papan dengan perekat PF komersial. Papan partikel dengan perekat LDF yang kondisi
pengempaannya bersuhu 180°C selama 1 menit, target kerapatan 0,65 g/cm³ dan
ketebalan papan 1,2 cm memiliki IB sebesar 1,07 MPa, MOE ±2000 MPa, MOR ±14
MPa, serta WA dan TS selama 24 jam sebesar ±70% dan 16%. Setelah direbus 2
jam, IB papan masih tinggi yaitu 0,43 MPa atau retensi kekuatannya sebesar
40% (Cetin dan Ozmen, 2002).
|
5
|
Melamin
Fornaldehid (MF)
|
Komersial
|
Engineered
Flooring Board
|
Flooring
board
yang terbuat dari plywood yang
direkat dengan fancy veneer
menggunakan melamin formaldehid dengan rasio formaldehid : melamin sebesar
1,75 (resin solid 60%) dan dikempa dingin 0,1 MPa selama 2 menit diteruskan
dengan dikempa panas pada tekanan 0,5 MPa dan suhu 120oC selama 4
menit 40 detik lalu terakhir dikempa dingin kembaki 1 MPa selama 2 menit
menghasilkan keteguhan rekat internal sebesar ±2,2 MPa. Penambahan scavenger formaldehid 5% yaitu dari
serbuk tannin dan tepung gandum dapat menurunkan emisi formaldehid walaupun
tidak signifikan, namun justru dapat meningkatkan keteguhan rekat internal
dibanding keteguhan rekat internal tanpa penambahan scavenger, sedangkan scavenger
formaldehid lain yaitu arang dapat menurunkan emisi formaldehid sangat
signifikan, namun juga menurunkan keteguhan rekat internal secara signifikan
(Kim et al., 2006).
|
6
|
Melamin
modified Urea formaldehid (UMF), yaitu
UMF komersial dinaikkan presentase melaminnya dengan cara penambahan
urea melamine phenol formaldehyde (UMPF) komersial
|
Penelitian
|
Medium-density fibreboard (MDF)
|
MDF wheat straw berjumlah perekat 15-17% dengan pengempaan panas suhu
plat 190°C (suhu di core 105-110°C), tekanan 0,5 MPa selama 10-15 detik dan
dilanjutkan pengempaan bertekanan 0,05 MPa ±3 menit serta memiliki kerapatan
0,85-1,05 g/cm³ mampu memiliki sifat papan yang memenuhi standar EN 622-5:1997
dengan IB ±0,7-1,25 MPa, MOR 40-50 MPa, MOE ±4200-5000 MPa, WA 10-50%, dan TS
8-15% (Halvarsson et al., 2008).
|
7
|
Polyvinyl
acetate (PVA)-melamine based adhesives
|
Penelitian
|
Blockboard
|
Penambahan minimal 15% MF dan melamine
urea formaldehyde (MUF) pada Blockboards dari kayu Black Spruce e (Picea mariana) mampu meningkatkan
kekuatan sambungan terutama pada kondisi basah dimana jika dengan PVA saja,
kerusakan kayu pada saat uji geser sebesar 0% yang artinya perekatannya
sangat lemah pada kondisi basah. Penambahan 15% MF mampu meningkatkan persen
kerusakan kayu pada kondisi basah menjadi 86%, sedangkan penambahan 15% MUF
mampu meningkatkan menjadi 39%. Penambahan 15% MF mampu meningkatkan persen
kerusakan kayu sebesar 36% dengan kekuatan geser yang equivalen dengan
kekuatan geser PVA yaitu 9,6 MPa (Kaboorani dan Reidl, 2011).
|
8
|
Isosianat
|
Komersial,
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Penggunaan
2% PMDI dan EMDI menghasilkan papan komposit yang telah masuk dalam standar
EN 312 untuk penggunaan interior fitments (P3), sedangkan standar EN 312
untuk load bearing in humid condition (P5) diperoleh dari PMDI pada jumlah
perekat 6%, sedangkan EMDI lebih rendah yaitu 4%.
·
PMDI (polymeric
4,4’-methylenediphenyl isocyanate)
Papan partikel
dengan menggunakan 2% PMDI yang dikempa panas 180°C selama 3 menit, dengan
target kerapatan 0,65 g/cm³ menghasilkan MOR 12,08 MPa, MOE 1796,59 MPa dan
IB 0,578 MPa. Pada kondisi yang sama dengan perekat 6%, papan partikel
menghasilkan MOR 18 MPa, MOE 2785,84
MPa dan IB 1,016 MPa.
·
EMDI (emulsion
of MDI in water)
Papan partikel
dengan menggunakan 2% EMDI yang dikempa panas 180°C selama 3 menit, dengan
target kerapatan 0,65 g/cm³ menghasilkan MOR 14,05 MPa, MOE 2108,59 MPa dan
IB 0,646 MPa. Pada kondisi yang sama dengan perekat 4%, papan partikel menghasilkan MOR 18,04 MPa, MOE 2653,41MPa dan IB 0,897
MPa (Papadopoulos et al., 2002).
|
9
|
Polyisocyanate-lignin
|
Penelitian
|
Papan
Serat
|
Papan serat
dari campuran serat Kayu Fir yang disemprot dengan perekat yang terdiri dari
2,35% isocyanate prepolymer (polymethylene polyphenyl isocyanate “Rubicon PBA
1042” dan 1,15% calcium base waste
liquor (solid content 50%),
jumlah perekat 3,5% dan dikempa panas selama 4,5 menit menggunakan tekanan
350 psi dan kemudian dikempa dingin 220 psi memiliki MOR 2076 psi, MOE 306000
psi, TS 21,5% dan linear expansion
(LE) 0,65% (Lambuth, 1981).
|
10
|
Plastik
(HDPE, PP dan lain-lain)
|
Komersial,
Penelitian
|
Papan
komposit plastik atau wood plastic
composites (WPC)
|
·
HDPE (High
density polyethylene)
Moulding dari kayu daur ulang dengan rasio
partikel : HDPE sebesar 70:30 dan berupa partikel coarse (≥1,18 mm) yang dikempa panas dengan temperature yang
mencapai 185°C pada lapisan tengah dengan rata-rata lama kempa 15 menit dan
tekanan kempanya 2,5 MPa yang diteruskan dengan kempa dingin pada tekanan 2,5
MPa hingga diperoleh suhu 25°C memiliki kerapatan 0,8 g/cm3, kadar
air 1,6%, TS 5,8%, WA 10,4%, MOR kering 18,1 MPa, MOE kering 2,1 GPa, MOR
basah 11,2 MPa dan MOE basah 1,097 GPa (Chen et al., 2006).
|
11
|
Semen
|
Penelitian
|
Papan
partikel semen
|
Papan partikel semen 3 lapis dari Kayu
Afara (Terminalia superba) dengan
rasio semen:kayu sebesar 2,3 : 1 dan 1,5 : 1 (penambahan binding agent calcium chloride 3% dari berat semen), target
kerapatan 1,4 g/cm³ dan ketebalan 1,2 cm berurutan memiliki MOR 12 MPa dan 15
MPa, MOE 3297 MPa dan 2226 MPa, TS selama 24 jam 1,4% dan 4% serta WA selama
24 jam 13% dan 18% (Fuwape dan Oyagade, 1993)
|
12
|
Gipsum
dan gipsum-semen Portland
|
Penelitian
|
Papan
komposit gipsum
|
·
Papan gipsum dari campuran partikel kayu Jack Pine
dan gipsum dengan rasio gipsum:kayu 2,3:1yang dikempa dingin pada tekanan 5-7
MPa selama 30 menit serta memiliki ketebalan papan 1,1 cm dan kerapatan 1,18
g/cm³ mempunyai nilai IB, MOR, kekerasan (hardness)
dan kekuatan cabut sekrup pada suhu
20°C dan RH 60% sebesar 0,7 MPa; 0,6 MPa, 2312 N, dan 283 N, sedangkan WA,
TS,dan linear expansion (LE) setelah perendaman 24
jam secara berturut-turut yaitu 50%, 2,1% dan 0,7%.
·
Papan gipsum-semen dari bahan dan kondisi papan
yang sama dengan adanya tambahan semen Portland pada matriks gipsum (rasio
gipsum : semen Portland = 70:30) memiliki IB lebih tinggi 206%, MOR yang
lebih tinggi 642%, kekerasan lebih tinggi 97%, WA lebih rendah 26%, TS lebih
rendah 61% dan LE lebih rendah 46% dari sifat-sifat pada papan gipsum
(Herrera dan Cloutier, 2011)
|
13
|
Bahan
pengikat/pengaktif asam sitrat
|
Penelitian
|
Moulding dan papan
partikel
|
Pada
dasarnya, asam sitrat mampu meningkatkan kontak rekat antar partikel-partikel
lignoselulosa sehingga sifat rekat papan komposit menjadi lebih tinggi dan
mampu meningkatkan sifat fisika (kestabilan dimensi) dan mekanika (kekuatan)
papan komposit.
· Moulding kulit Acacia mangium
Moulding
kulit Acacia mangium yang memiliki
rasio serbuk kulit : asam sitrat =80 : 20 dengan kondisi kempa suhu 180oC
dan tekanan 4 MPa selama 10 menit serta kerapatan ± 1 g/cm3
memiliki sifat rekat yaitu modulus patah dan modulus elastisitas spesifik
sebesar 18,1 MPa dan 4,9 GPa. Penambahan 11,1% asam sitrat mampu meningkatkan
modulus patah 3 kali lipat dan meningkatkan modulus elastisitas hampir 4 kali
lipat dari modulus patah dan modulus elastisitas papan komposit tanpa perekat
(0% asam sitrat). Adapun sifat ketahanan terhadap air sangat baik terbukti
dapat menurunkan penyerapan air perendaman 24 jam hingga 67% jika
dibandingkan dengan tanpa menggunakan asam sitrat. Papan komposit juga tidak
mengalami dekomposisi selama perlakuan perebusan yang diulang (Umemura et al., 2011).
·
Papan partikel Bambu Petung dan Wulung
Papan partikel Bambu dari perekat asam
sitrat 30% dengan kondisi kempa suhu 180oC dan tekanan 3,5 MPa selama
10 menit, kerapatan 0,95 g/cm3 dan ketebalan 0,7 cm menghasilkan
sifat rekat yaitu keteguhan rekat internal aktual 0,88 MPa, modulus patah
aktual 13,76 MPa, modulus elastisitas 3,49 GPa, penyerapan air 27,03% dan
pengembangan tebal 5% untuk Bambu Petung sedangkan untuk Bambu Wulung
memiliki keteguhan rekat internal aktual 1,94 MPa, modulus patah aktual 18,92
MPa, modulus elastisitas 5,43 GPa, penyerapan air 25,85% dan pengembangan
tebal 4,55% (Syahri dan Widyorini, 2016).
|
14
|
Campuran
bahan pengikat/pengaktif asam sitrat dan sukrosa
|
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Papan
partikel dari partikel kayu daur ulang (paling banyak berasal dari softwood) dengan perekat asam
sitrat-sukrosa yang rasionya 25:75, berjumlah perekat 30% dari berat
partikel, dikempa panas pada suhu 200°C selama 10 menit dan dikempa hingga
mencapai ketebalan 9 mm dengan target kerapatan 0,8 g/cm³ memiliki sifat
papan yang melebihi standar JIS A 5809 tipe 18 yaitu IB 1,6 MPa, MOR 20,6 MPa, MOE 4,64 GPa, TS
11,9% dan tidak decompose setelah
mengalami severe accelerated treatment
yang menandakan bahwa papan sangat resisten terhadap air (Umemura et al., 2013).
|
15
|
Tannin
terhidrolisis -UF
(Serbuk
tannin komersial dari pohon Wattle kemudian dihidrolisis menggunakan NaOH,
castor oil, dan asam asetat, lalu ditambah dengan urea, formaldehid dan
cashew nut shell liquid (CNSL).
|
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Papan partikel dari kulit kopi Arabica
dengan jumlah perekat campuran tannin terhidrolisis dengan UF 14% yang
dikempa panas pada suhu 180°C dan tekanan 50 ton selama 5 menit menghasilkan
MOR 6,53 MPa, MOE 1216 MPa, WA dan TS selama 1 jam sebesar 8,4% dan 5,9%.
Sifat papan tersebut signifikan jauh lebih rendah TS dan WA-nya dibanding
dengan sifat papan dari perekat UF dengan jumlah 11%. Oleh karena itu,
perekat dari campuran tannin terhidrolisis dengan UF menghasilkan papan yang
stabilitas dimensinya lebih tinggi dari perekat UF. Selain itu emisi
formaldehidnya lebih rendah, lebih cepat pengerasan perekatnya, tahan
terhadap air dan kelembaban dan stabil terhadap panas dari perekat UF
(Bisanda et al., 2003).
|
16
|
Tannin-sukrosa
|
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Papan partikel kayu daur ulang (softwood) yang jumlah perekat
tannin-sukrosanya antara 30-40% dari berat kering partikel, rasio tannin :
sukrosa 25:75 dalam larutan bersama air yang konsentrasi tannin-sukrosa dalam
air tersebut sebesar 40% dan dikempa panas pada suhu 200°C selama 10 menit
dengan pengempaan hingga mencapai tebal 9 mm dan target kerapatan 0,8 g/cm³
memiliki nilai IB 1,1-1,3 MPa, MOR 19,6-21,2 MPa, MOE 4,6-5 GPa dan TS 20-23%
(Zhao dan Umemura, 2014).
|
17
|
Campuran
pati jagung yang digelatinisasi sebagian dan PVOH (Poly vinil alcohol) dengan
katalisator asam sitrat, crosslinker
agent imino melamine formaldehid dan zat aditif lateks
|
Penelitian
|
Plywood
|
Plywood 3 lapis kayu
Birch dengan perekat (60,1-84,1% pati plus PVOH, 0,9% asam sitrat, 15% imino
melamine formaldehid dan lateks 4%) berjumlah 15% dan beresin solid 27% yang
dikempa pada suhu 175°C selama 15 menit menghasilkan kerusakan pada venir
ketika diuji geser lebih dari 90% dengan kerusakan pada bagian sambungan (joint) kurang dari 10% ketika sampel
direndam dalam air selama 2 jam atau diekspos pada kelembaban 93% atau
diekspos kelembaban 50% selama 30 hari dan kekuatan tarik berisar antara
2197-3404 N/cm2. Tanpa penggunaan lateks, kerusakan venir saat uji
geser dan kekuatan tarik sedikit menurun dan tidak signifikan (Imam et al., 1999).
|
18
|
Soybean
|
Penelitian
|
Medium density
fiberboard
(MDF)
|
Perekat berbasis konsentrat soybean sebanyak 64,5 gram dicampur dengan
1% larutan sodium dodecyl sulfate (SDS) (365,5 gram) dan diaduk selama 3 jam
pada suhu ruangan. Papan serat yang
dibuat dari 300 gram serat kayu dan dilapis 430 gram larutan soybean termodifikasi selama 12 menit
kemudian serat dikeringkan hingga diperoleh kadar air 35%, kemudian dikempa
panas pada suhu 195°C selama 13 menit dan ditekan hingga mencapai densitas
0,8 g/cm³ memiliki sifat papan yang masuk dan melebihi standar ASNI
A208.2-2002 pada grade 210,220 dan
230 dengan nilai IB 1,03 MPa, MOR 33,7 MPa, kekuatan tarik 22,8 MPa, MOE,
2847 MPa, TS 23,9%, linier expansion
0,95%, WA 64,3%,serta MOR dan MOE setelah perendaman 24 jam yaitu 7,87 MPa
dan 280,3 MPa (Li et al., 2009).
|
19
|
Chitosan
|
Penelitian
|
Papan
partikel
|
Papan partikel dari ampas tebu yang diberi
perekat chitosan yang dilarutkan dalam 1% asam asetat sebanyak 4%, dikempa
panas 1 MPa pada suhu 180°C selama 6 menit dengan ketebalan 0,7 cm dan target
kerapatan 0,9 g/cm³ memiliki nilai IB 0,64 MPa, TS ±15%, MOR 25 MPa dan MOE
2,9 GPa. Sifat bending papan
partikel dengan perekat chitosan ini lebih rendah 20% dari sifat bending PMDI 6% dan IB lebih rendah
38% dari IB PMDI 6%, namun sbenarnya sifat papan telah melebihi standar JIS A
5809 tipe 18 dan TSnya juga equivalen dengan TS PMDI 6% (Umemura et al., 2009).
|
DAFTAR PUSTAKA
Ayrilmis, N.,
J.H. Kwon, T.H. Han. 2012. Effect of resin type and content on properties of
composite particleboard made of a mixture of wood and rice husk. International Journal of Adhesion &
Adhesives 38:79–83.
Bisanda, E.T.N. W.O.Ogola dan J.V. Tesha. 2003. Characterisation
of tannin resin blends for particle board applications. Cement & Concrete Composites, 25:593–598.
Cetin, N.S. dan
N. Ozmen. 2002. Use of organosolv lignin in phenol-formaldehyde resins for
particleboard production II. Particleboard production and properties. Journal of Adhesion & Adhesives,
22:481–486.
Chen, H.C., T.Y.
Chen, dan C.H. Hsu. 2006. Effects
of wood particle size and mixing ratios of hdpe on the properties of the
composites. Holz als Roh- und Werkstoff 64: 172–177.
Fuwape,
J.A.
dan A.O. Oyagade. 1993. Bending strength and dimensional stability of tropical
wood-cement particleboard. Bioresource
Technology, 44: 77-79.
Halvarsson, S.,
H. Edlund, dan M. Norgren. 2008. Properties
of medium-density fibreboard (MDF) based on wheat straw and melamine modified
urea formaldehyde (UMF) resin. Industrial
crops and products 28:37–46.
Herrera,
R.E.
dan A. Cloutier. 2011. Physical and mechanical properties of gypsum
particleboard reinforced with Portland cement. Eur. J. Wood Prod., 69: 247–254.
Imam, S.H., L.
Mao, L. Chen, dan R.V. Greene. 1999. Wood
adhesive from crosslinked poly(vinyl alcohol) and partially gelatinized starch:
preparation and properties. Starch/Stärke
51 (6):225–229.
Kaboorani, A.
dan B. Reidl. 2011. Improving performance of polyvinyl acetate (PVA) as a
binder for wood by combination with melamine based adhesives. International Journal of Adhesion &
Adhesives, 31:605–611.
Kim, S.,
H.J.Kim, H.S. Kim dan H.H. Lee. 2006. Effect of
bio-scavengers on the curing behavior and bonding properties of
melamine-formaldehyde resins. Macromol.
Mater. Eng., 291:1027–1034.
Lambuth. 1981.
Aqueous polyisocyanate-lignin adhesive. US
Patent Document No. 4.279.788.
Li, X., Y. Li,
Z. Zhong, D. Wang, J.A. Ratto, K. Sheng, dan X.S. Sun. 2009. Mechanical and water soaking properties of medium density
fiberboard with wood fiber and soybean protein adhesive. Bioresource Technology, 100:3556–3562.
Papadopoulos,
A.N. 2006. Property comparisons and bonding efficiency of UF and PmDI bonded
particleboards as affected by key process variables. Bioresources 1(2): 201-208.
Papadopoulos,
A.N. C.A.S. Hill, E.
Traboulay, dan J. R. B. Hague. 2002. Isocyanate resins for particleboard: PMDI
vs EMDI. Holz als Roh- und Werkstoff.
107/0275.
Syahri, I. dan
R. Widyorini. 2016. Pengaruh jenis
bambu dan perlakuan ekstraksi terhadap sifat fisika mekanika papan partikel
dengan perekat asam sitrat. Skripsi.
Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.
Tabarsa, T., S.
Jahanshahi, dan A. Ashori. 2011. Mechanical
and physical properties of wheat straw boards bonded with a tannin modified
phenol–formaldehyde adhesive. Composites:
Part B 42:176–180.
Umemura, K., K.
Keiho, dan S. Kawai. 2009. Characterization of bagasse-rind particleboard
bonded with chitosan. Journal of Applied Polymer Science, 2103-2108.
Umemura, K., O.
Sugihara, dan S. Kawai. 2013. Investigation of a new natural adhesive composed
of citric acid and sucrose for particleboard.
J Wood Sci., 59:203–208.
Umemura, K., T.
Ueda, S. S. Munawar, dan S. Kawai. 2011. Application
of citric acid as natural adhesive for wood. Journal of Applied Polymer Science.
DOI 10.1002/app.34708.
Zhao,
Z. dan K. Umemura. 2014. Investigation
of a new natural particleboard adhesive composed of tannin and sucrose. J Wood Sci. DOI
10.1007/s10086-014-1405-3.